Rabu, 02 Mei 2012 - Pengembangan terbaru terhadap IRAM
memungkinkan para ilmuwan mendeteksi gas dan debu yang baru ditemukan, yang
mencakup karbon dalam jumlah yang cukup signifikan.
Dengan menggunakan array IRAM teleskop gelombang-milimeter di Pegunungan Alpen Perancis, tim astronom Eropa dari Jerman, Inggris dan Perancis telah menemukan sebuah waduk besar gas dan debu dalam galaksi yang mengitari lubang hitam supermasif yang paling jauh yang pernah diketahui. Galaksi yang disebut J1120 0641 ini memiliki jarak tempuh cahaya yang mengindikasikan usia 740 juta tahun setelah Big Bang, ketika alam semesta ini hanya 1/18 usia saat ini.
Ketua tim riset, Dr.
Bram Venemans dari Institut Astronomi Max-Planck di Heidelberg, Jerman,
akan mempresentasikan penemuan baru ini pada Rabu, 28 Maret, dalam
Pertemuan Astronomi Nasional di Manchester.
Array Institut de Radioastronomie
Millimetrique (Iram) terdiri dari enam teleskop berukuran 15-m yang mendeteksi
emisi pada panjang gelombang milimeter (sekitar sepuluh ribu kali selama cahaya
terlihat), berlokasi di Dataran de Bure pada ketinggian 2550-m di Pegunungan
Alpen Perancis. Teleskop IRAM bekerja bersamaan dalam mensimulasikan sebuah
teleskop yang jauh lebih besar dalam interferometer, yang dapat mempelajari
objek dalam detail yang sangat halus.
Pengembangan
terbaru terhadap IRAM memungkinkan para ilmuwan mendeteksi gas dan debu
yang baru ditemukan, yang mencakup karbon dalam jumlah yang cukup signifikan.
Ini sungguh tidak terduga, karena unsur kimiawi karbon terbentuk melalui fusi
nuklir helium di dalam pusat bintang besar dan dihempaskan ke dalam galaksi
ketika bintang tersebut mengakhiri hidupnya dalam ledakan supernova yang
dramatis.
Galaksi J1120+0641 (titik merah dalam lingkaran hijau0
terlihat pada panjang gelombang terpendek, dan emisinya terdeteksi oleh IRAM
(bawah). (Kredit: Royal Astronomical Society (RAS))
“Sungguh membingungkan
bahwa sejumlah besar karbon yang berlimpah gas dapat terbentuk pada saat-saat
awal alam semesta. Keberadaan karbon yang sedemikian banyak itu menegaskan
bahwa pembentukan bintang besar pasti terjadi dalam periode singkat antara Big
Bang dan waktu di mana kita saat ini mengamati galaksi tersebut,” kata Dr.
Venemans.
Berdasarkan emisi dari
debu, Venemans beserta timnya mampu menunjukkan bahwa galaksi tersebut
masih bekerja membentuk bintang-bintang dengan kecepatan 100 kali lebih tinggi
daripada di Bima Sakti kita.
Mereka bersyukur atas
dilakukannya pengembangan terhadap IRAM, yang membuat penemuan ini
bisa terwujud. “Memang, beberapa tahun yang lalu kami tidak akan mampu
mendeteksi emisi itu.” kata salah satu anggota tim riset, Dr. Pierre Cox,
direktur IRAM.
Para astronom sangat
antusias dengan fakta bahwa sumber ini juga terlihat dari belahan bumi
selatan di mana Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA), yang akan
menjadi teleskop sub-milimeter/milimeter paling canggih di dunia, saat ini
sedang dibangun di Chili. Pengamatan dengan ALMA akan memungkinkan studi yang
mendetail terhadap struktur galaksi tersebut, termasuk bagaimana gas dan debu
bergerak masuk ke dalamnya.
Dr. Richard
McMahon, salah satu anggota tim riset dari Universitas Cambridge di
Inggris membayangkan ke depan ketika ALMA sepenuhnya beroperasi pada akhir
tahun ini. “Pengamatan saat ini hanya menyediakan sekilas tentang apa yang akan
ALMA mampu lakukan saat kita menggunakannya untuk mempelajari pembentukan generasi
galaksi-galaksi pertama.”
subbahanaallah y mbak kalo membahas tentang kebesaran Allah memang g ada habisnya,sulit untuk diungkapkan dan dirangkai dengan kata-kata...sampai dengan artikel yang anda buat diblog ini isinya sangat bagus untuk menambah wawasan dan merupakan ilu baru yang dapat diserap bagi kita semua....saya katakan artikel ini sempurna karena tidak hanya secara pembelajaran pendidikan saya yang di dapatkan melainkan mengingatkan kita pada Sang Pencipta Dunia dan Seisinya ini.
BalasHapuskemajuan teknologi yang sangat pesat memang membuat kita jadi semakin banyak tahu tentang banyak hal
BalasHapuswah pengtahuan baru nie buat saya....saya blum pernah membaca artikel seprti ini, setelah tau dari artikel ini ternyata alam semesta mampu mengajari kita bahwa kebesaran Sang pencipta mampu menyusun tatanan galaksi yang luar biasa.....
BalasHapus